Sosialisasikan Peluang Kerja Luar Negeri dan Bahaya Terorisme, BP3MI Sulawesi Tengah Kolaborasi dengan BNPT
Palu, BP2MI (8/6) – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Sulawesi Tengah (BP3MI Sulteng) melaksanakan Sosialisasi Peluang Kerja di Luar Negeri serta Pencegahan dan Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme, di Aula Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Palu, Rabu (7/6/2023).
Berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Wilayah Sulteng dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Palu, sosialisasi ini dihadiri oleh alumni dan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu, serta mitra dari BNPT Sulteng secara luring dan daring.
Koordinator Fasilitator Daerah Sinergitas BNPT Wilayah Sulteng, Salman Hadiyanto, mengatakan bahwa sosialisasi ini merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme.
“Harapan kita, setiap informasi yang didapatkan dapat disaring dan dicek kebenarannya dahulu. Dikarenakan informasi yang disebar oleh tiap individu di berbagai media belum tentu selamanya benar,” ujar Salman.
Kepala BP3MI Sulteng, Mahda Syaikhoni Suprapto, menyatakan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi peluang kerja ke luar negeri, khususnya tenaga kesehatan, sekaligus memberikan pemahaman mekanisme penempatan yang prosedural dan aman, serta mengetahui bahaya paham radikalisme dan terorisme.
“Ini merupakan implementasi rencana aksi dari kesepakatan bersama antara BP2MI dan BNPT. Saat ini pemerintah melalui BP2MI berupaya meningkatkan penempatan sektor formal ke luar negeri. Diharapkan agar para alumni Poltekkes Kemenkes Palu yang berminat bekerja ke luar negeri, dapat mempersiapkan diri sedini mungkin,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Poltekkes Kemenkes Palu, T. Iskandar Faisal, menyampaikan apresiasi atas terlaksanakan kegiatan ini. Menurutnya, minat mahasiswa untuk berkarir ke luar negeri cukup banyak.
“Namun, ada stigma negatif tentang pekerja migran di negara lain, menyebabkan izin dari orang tua calon pekerja migran Indonesia sulit diperoleh. Oleh karena itu sosialisasi ini diharapkan membuka pikiran, bahwa bekerja ke luar negeri justru memberikan banyak dampak positif, asalkan melalui prosedur dan mekanisme sesuai peraturan yang berlaku,” terang Iskandar.
Turut hadir Direktur Penempatan Non Pemerintah Kawasan Asia dan Afrika, Sri Andayani, yang memaparkan detail informasi berbagai skema penempatan tenaga kesehatan ke luar negeri.
Di antaranya adalah Program Government to Government (G to G) ke Jepang sektor kesehatan, dengan jabatan nurse dan care worker; Program G to G Jerman sektor perawat, dengan jabatan nurse dan asisten nurse; serta rencana pembukaan program G to G Arab Saudi untuk tenaga kesehatan.
“Penting untuk tidak terbujuk rayu oknum, calo atau yang kerap menyebut diri mereka sendiri sponsor. Modus mereka selalu mengiming-imingkan kemudahan dalam proses penempatan, bahkan tanpa kelengkapan dokumen dari kontrak kerja, sampai dengan pemalsuan identitas,” pungkas Yani. ** (Humas/BP3MI Sulawesi Tengah)
Sumber: Website BP2MI
Komentar
Posting Komentar